Untukitu adanya penjelasan mengenai hal ini, khususnya apa yang telah digariskan pada pasal 10 ART HMI tentang keanggotaan dan rangkap jabatan. 2.1 Yang dimaksud dengan rangkap jabatan adalah anggota HMI yang sedang menduduki suatu jabatan struktural kepengurusan pada organisasi lain. 2.2 Jabatan yang dimaksud
Historiografi kritis merupakan metode penulisan sejarah yang berfokus pada meneliti sumber-sumber tertentu untuk mengungkapkan kebenaran sejarah. Pendekatan ini menekankan pentingnya mencari sumber-sumber asli, mengevaluasi dan menganalisis informasi, dan menghindari menggunakan pendekatan yang disebut historicity, yang cenderung menekankan pada penafsiran, bukan fakta. Historiografi kritis juga menekankan pentingnya keterlibatan kritis dalam menafsirkan sumber-sumber tertentu. Historiografi kritis menekankan pentingnya menganalisa informasi dan menghindari penulisan sejarah yang dipengaruhi oleh ideologi atau kritis atau moderen muncul akibat tuntutan ketepatan tehnik untuk beroleh fakta-fakta sejarah. Fakta sejarah didapat lewat penetapan metode penelitian, kenakan ilmu-ilmu bantu, terdapatnya tehnik pengarsipan, dan rekonstruksi lewat sejarah lisan. Masa ini diawali bersama munculnya belajar sejarah kritis, yang mengfungsikan prinsip-prinsip metode penelitian sejarah. Contoh historiografi moderen adalah Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo dan Revolusi Pemuda karya BenedictBerdasarkan penjelasan yang telah diberikan di atas, dapat disimpulkan bahwa Yang dimaksud dengan historiografi Kritis Historiografi Modern adalah Historiografi yang menuntut ketepatan metodologi dalam usaha untuk mendapatkan fakta sejarah secermat mungkin, mengadakan rekonstruksi sebaik mungkin, serta menerangkannya setepat mungkin sesuai kaidah-kaidah ilmiah.
Mengembangkankemampuan berpikir kritis seseorang bisa membantu didalam membuat kesimpulan dengan mempertimbangkan data serta fakta yang terjadi di lapangan. Nah itulah penjelasan mengenai Pengertian Kritis, Manfaat, Ciri, Tujuan dan Cara Berpikir Menurut Para Ahli, semoga apa yang dipaparkan mengenai kritis ini dapat bermanfaat untuk anda
Historiografi merupakan suatu kajian mengenai metode sejarawan didalam pengembangan sejarah sebagai disiplin akademis dan dengan secara luas, historiografi merupakan tiap-tiap karya sejarah mengenai topik tertentu. Tujuan dari historiologi yaitu untuk dapat menulis kejadian atau peristiwa pada masa lampau dengan secara kronologis dan sistematis. Historiografi tersebut terdiri dari kata history yang memiliki arti sejarah dan juga graph yang memiliki arti tulisan. Jadi dapat diartikan bahwa pengertian Historiografi merupakan sebuah tulisan sejarah baik itu yang bersifat ilmiah problem oriented ataupun juga yang tidak ilmiah no problem oriented. Historiografi merupakan bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari hasil-hasil dari tulisan atau karya sejarah dari generasi ke generasi, dari jaman ke jaman. Dengan ilmu historiografi akan dibahas hasil-hasil dari penulisan sejarah, dari sejak manusia menghasilkan suatu karya sejarah bagaimanapun sederhana bentuknya, seperti cerita rakyat, legenda, mitos dan sebagainya sampai pada karya sejarah modern. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Inilah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Dari Dahulu Hingga Sekarang Tujuan dan Fungsi Historiografi Tujuan Historiografi Tujuan Historiografi merupakan Hal ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk mempelajari metodologi sejarah dan perkembangan sejarah sebagai suatu disiplin akademi. ada beberapa tujuan historiografi sebagai berikut Untuk mengkaitkan masa lalu dan sekarang dan arsitektur yang terbentuk pada masa kini bukanlah hal yang terpisah dari arsitektur masa dulu. Untuk memahami latar belakang terbentuknya artefak atau pengaruh yang membentuk artefak-artefak tersebut. Bermanfaat bagi peneliti dan pembuat karya ilmiah. Bermanfaat bagi arsitek untuk menambah inspirasi dalam merancang. Untuk menulis kejadian pada masa lampau sejarah secara kronologis dan sistematis Fungsi Historiografi Fungsi Genetis – fungsi Genetis untuk mengungkapkan bagaimana asal usul dari sebuah peristiwa. Fungsi ini terlihat pada sejumlah penulisan sejarah seperti Babad Tanah Jawi, Sejarah Melayu, dan Prasasti Kutai. Fungsi Didaktis – Fungsi Didaktis merupakan fungsi yang mendidik artinya dalam karya-karya sejarah banyak memuatpelajaran, hikmah dan suri teladan yang penting bagi para pembacanya. Fungsi Pragmatis – fungsi yang berkaitan dengan upaya untuk melegitimasi suatu kekuasaan agar terlihat kuat dan berwibawa. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah NU Nahdlatul Ulama di Nusantara Ayok Sinau Jenis dan Macam Historiografi Historigrafi terbentuk dari dua akar kata yaitu history yang artinya sejarah dan graph yang artinya tulisan. Jadi historiografi adalah tulisan sejarah, baik itu yang bersifat ilmiah problem oriented maupun yang tidak no problem oriented. Problem oriented merupakan karya sejarah ditulis bersifat ilmiah dan berorientasi kepaada pemecahan masalah problem solving, yaang tentu saja penulisannya menggunakan seperangkat metode penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan no problem oriented adalah karya tulis sejarah yang ditulis tidak berorientasi kepada pemecahan maasalah dan ditulis secara naratif, dan juga tidak menggunakan metode penelitian . Historiografi Tradisional Historiografi Tradisional adalah penulisan sejarah yang biasanya dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan. Corak penulisan sejarah yang banyak sekali ditulis oleh para pujangga kraton, karya-karya mereka bertujuan untuk melegitimasi kedudukan raja. Historiografi pada masa ini memiliki ciri-ciri magis, bersifat sakral, religius, menekankan kultus, dewa raja dan mitologi, etnosentrisme, bersifat anakronisme, dan berfungsi sosial psikologis untuk memberi kohesi pada suaatu masyarakat tentang kebenaran-kebenaran kedudukan suatu dinasti. babad, sajarah, serat kanda, carita, wawacan, hikayat, sejarah, salsilah, tutur, cerita-cerita manurung . Karakteristik dan Sifat Tradisional Bersifat istana atauu kraton sentris, yang mengungkapkan kehidupan keluarga istana atau keraton, dan ironisnya rakyat jelata tidak mendapat bagian tempat didalamnya, dengan alasan rakyat jelaata dianggap a-historis. Bersifat Religio-magis, seorang raja ditulis sebagaai manusia yang mempunyai kelebihan secara batiniah, kekuatan gaib, agar seorang raja mendapat apresiiasi yang luar dapat di mata rakyatnya, patuh, sehingga rakyat takut, dan juga mau melaksanakan perintahnya. Rakyat memandang, raja sebagai perwujudan aatau perwakilan dari Tuhan. Bersifat regio-sentrisme , cerita sejaraah berpusat pada kedudukan sentral raja, sehingga menimbulkan raja-sentrisme. Babad Cirebon, Babad Banten ,Babad Bugis. Ciri Historiografi Tradisional Karya yang dibuat berbentuk terjemahan dari naskah-naskah dari India. Bersifat religiomagis. Bersifat sentris. Bentuk Historiografi Tradisional cerita rakyat Bentuk ini pada dasarnya merupakan suatu proses internalisasi dari pengalaman spiritual manusia tentang kenyataan lalu di ungkapkan melalui kisah sejarah Genealogis Bentuk ini merupakan gambaran mengenai pertautan antara individu dengan yang lain atau suatu generasi dengan generasi berikutnya. Sil silah sangat penting untuk melegitimasikan kedudukan mereka. Kronik. Dalam penulisan ini sudah ada penulisan kesadaran tentang waktu, Namun demikian juga masih di lingkungan kepercayaan yang bersifat kosmosmagis Annals. Sebenarnya bentuk ini merupakan cabang dari kronik hanya saja bentuk annals ini sudah lebih maju dan lebih jelas, Sudah berusaha membeberkan kisah dalam uraian waktu. Logis Kisah yang di ungkapkan mengamdungh mitos, legenda, dongeng, asal usul suatu bangsa, kisah disini merupakan merupakan kisah yang merupakan suatu pembenaran berdasar emosi dan kepercayaan. Supranatural Dalam hal ini kekuatan kekuatan gaib yang tidak bias diterima dengan akal sehat sering terdapat di dalamnya. Karakteristik Historiografi Tradisional Oral tradition Historiografi jenis ini di sampaikan secara lisan, maka tidak dijamin keutuhan redaksionalnya. Anakronistik Dalam menempatkan waktu sering terjadi kesalahan kesalahan, pernyataan waktu dengan fakta sejarah termasuk di dalamnya penggunaan kosa kata penggunaan kata nama dll. Etnosentris Penulisan selalu bersifat kedaerahan, Hanya terpaut pada suku bangsa tertentu. Dan sangat berpusat pada kedaerahan. Contoh Historiografi Tradisional Contoh historiografi masa Hindu-Buddha yaitu ialah kitab Mahabrata dan Ramayana, Kitab Negarakertagama, Babad Tanah Jawi, Kitab Pararaton, Babad Arya Tabanan, dan lain-lainnya. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah Nyi Roro Kidul, Sejarah Penuh Misteri Yang Jarang Diketahui Historiografi Kolonial Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang dibuat pada masa kolonial. Penulisan historiografi kolonial menitik beratkan terhadap kehidupan warga Belanda Eropa di Hindia Belanda karena ditulis oleh orang-orang Belanda atau Eropa. Karya sejarah yang ditulis pada maasa pemerintahan kolonial berkuasa di Nusantara Indonesia, yaitu dari zaman VOC 1600 sampai masa Pemeritahan Hindia Belanda yang berakhir saat tentara pendudukan Jepang datang di Indonesia 1942. Historiografi kolonial ialah karya tulis sejarah yang ditulis oleh para sejarawan kolonial saat pemerintahan kolonial berkuasa di Nusantara Indonesia. Karakteristik dan Sifat Kolonial Belanda Sentrisme artinya sejarah Indonesia di tulis daari sudut pandang kepentingan orang-orang Belanda yang sedang berkuasa di Nusantara Indonesia pada saat itu. Eropasentrisme, artinya ialah ditulis dari sudut pandang kepentingan orang Belanda, dan juga kepentingan bangsa Eropa pada umumnya. Mitologisasi artinya ialah banyak kejadian yang tidak didasarkan pada kejadian yang sebenarnya. Interpretasi dari jaman kolonial cenderung untuk meembuat mitologisasi dari dominasinya, dengan menyebut perang-perang kolonial sebagai usaha paasifikasi daerah-daerah, yang sesungguhnya mengadakan perlawanan untuk pertahanan maasyarakat juga kebudayaannya. Ciri Historiografi Kolonial Memiliki sifat diskriminatif, mitologis dan subjektif Mengandung hal-hal yang berkenaan dengan sejarah orang-orang besar. Menonjolkan peranan bangsa Belanda dan memberi tekanan pada aspek politis, ekonomis, dan institusional Berisi perlawanan terhadap pemerintah colonial yang di lakukan oleh pahlawan nasional merupakan ekspresi dan semangat nasionalistis yang berkobar kobar Tokoh tokoh nasional menjadi symbol kenasionalan dan memberi identitas bagi bangsa Indonesia, Jenis sejarah semacam ini perlu di hargai sebagai fungsi sosiopolitik, yaitu membangkitkan semangat nasional Contoh Historiografi Kolonial Contoh Historiografi Kolonial pada masa kolonial antara lain Schets eener Economische Geschiedenis van Nederlands-Indie karya G. Gonggrijp; Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indi karta, Geschiedenis van den Indischen Archipel karya Vlekke, dan Eijkman dan Stapel. Historiografi Modern Historiografi modern ini tercipta sebab adanya tuntutan teknik untuk mendapatkan berbagai fakta sejarah. Fakta sejarah diperoleh dengan cara menetapkan metode penelitian, menggunakan ilmu-ilmu bantu, terdapatnya teknik pengarsipan dan rekonstruksi melalui sejarah secara lisan. Historiografi modern muncul akibat tuntutan ketepaatan teknik dalam mendapatkan fakta sejarah. Fakta sejarah didapatkan melalui penetapan metode penelitian, memakai ilmu-ilmu bantu, adaanya teknik pengarsipan dan rekonstruksi melalui sejarah lisan. Suatu periode baru dalam perkembangan historiografi Indonesia dimulai dengaan timbulnya studi sejarah kritis. Dalam penuliisan tentang sejarah kritis dipergunakan prinsip-prinsip metode sejarah. Studi sejaarah kritis juga memerlukan bantuan dari ilmu lain untuk mempertajam analisanya. Ciri Historiografi Modern Berifat metodologis, sejarawan diharuskan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah. Bersifat kritis historis, yang mana dalam penelitian sejarah menggunakan pendekatan multidimensional. Suatu kritis terhadap historiografi nasional, lahir sebagai kritis atas historiografi nasional yang beranggapan memiliki kecenderungan menghilangkan unsur asing dalam proses pembentukan ke Indonesia. Munculnya peran-peran rakyat kecil. Kelebihan Historiografi Modern Pandangan religiomagis dan kosmologis diubah menjadi pandangan yang bersifat ilmiah. Menggunakan penulisan sejarah kritis Mengguankan pendekatan multidimensi Menggunakan dinamika masyarakat Indonesia dan seluruh aspek kehidupan Kekurangan Historiografi Modern Belum mampu menjelaskan sejarah secara maksimal. Kurang fleksibel karena terlalu berpedoman terhadap metode ilmiah. Belum tentu bertujuan untuk peningkatan rasa nasionalisme, karena terkadang hanya berfokus untuk tujuan yang sifatnya akademis. Contoh Historiografi Modern Dalam perkembangaannya historiografi Indonesia modern, dimulai sekitar tahun 1957, waktu diselenggarakannya Seminar Sejarah Nasional Indonesia pertama di Yogyakarta. Historiografi modern dianataranya yaitu Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo serta Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sudahkah Anda Tahu Sejarah Musik Manusia Di Bumi? Yuk Simak Historiografi Nasional Tokoh yang berperan dalam mengembangkan historiografi nasional adalah Prof. Dr. Satono Kartodirdjo yang oleh teman-temannya sesama sejarawan dijuluki “Sejarawan Ratu Adil”. Adapun ciri-ciri historiografi Nasional adalah sebagai berikut Hasil penulisan merupakan perbandingan dari berbagi sumber baik itu sumber kolonial maupun sumber lokal. Penulisnya adalah orang-orang akademisi/kritis dalam bidang bahasa, kesusastrraan dan kepurbakalaan. Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar dan Negara saja, tetapi lebih pada kemanusiaannya, yaitu kebudayaan. Cara pandang yang digunakan dalam melihat peristiwa tidak lagi dari satu sisi melainkan memandang suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya subjektifitas dalam menulisan sejarah. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah dan Biografi Ir. Soekarno Macam Historiografi Tradisional Historigrafi tradisional dapat dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu Historiografi Tradisional Kuno Ciri-ciri historiografi tradisional kuno sebagai berikut Merupakan Hasil Terjemahan Kebudayaan Hindu Kitab Ramayana yangh dikarang oleh Walmiki merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan dari penyebaran agama Hindu-Budha dari India yang sampai ke Indonesia. Akibat lain yang ditimbulkan adalah munculnya pengaruh hasil-hasil kebudayaan yang bisa dilihat dengan banyaknya kitab-kitab dari India yang diterjemahkan dalam bahasa setempat Jawa Kuno seperti kitab Mahabarata dan Ramayana. Bersifat Religiomagis Karya-karya historiografi yang dihasilkan didominasi oleh unsur kepercayaan. Hal ini bertujuan dalam rangka penyebaran agama. Contohnya adalah Aji Saka, dan Sutasoma Bersifat Kratonsentris Penulisan historiografinya memusatkan perhatian pada sudut pandang kraton. Contohnya kitab Negarakartagama yang menceritakan tentang Ken Arok sebagai raja Kerajaan Singasari sampai kepada pemerintahan Hayam Wuruk dari Kerajaan majapahit. Bertujuan Untuk Menaikkan Martabat Kasta Brahmana Historigrafi yang ditulis umumnya berisi menganai peranan kasta brahmana pada suatu negeri. Contohnya kitab Calon arang yang bercerita tentang seorang brahmana yang bernama Bharada bersama muridnya yang bernama Mpu bahula berhasil membunuh Calon Arang yang telah menyebarkan wabah penyakit di seluruh negeri bawahan Raja Airlangga. Historiografi Tradisional Tengah Historiografi yang dihasil umumnya berupa kidung dengan ciri-ciri sebagai berikut Peristiwanya Terjadi di Luar Kraton Penulisan sejarah kidung sudah memperhatikan kejadian-kejadian yang terjadi di luar lingkungan kraton. Historigrafi ini kidung ditulis dengan tujuan memperingati peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Bersifat Etnosentris Historigrafi ditulis berdasarkan sudut pandang suku atau kebudayaan tertentu. Contonya kidung-kidung yang dihasilkan sebagai hasil penulisan sejarah semuanya berbentuk khas Jawa. Bersifat Naratif Konsepsional Isi historiografi bersifat narasi sehingga ceritanya bersifat subjektif meskipun masih berdasar pada fakta-fakta yang ada. Bersifat Nonofficial Historigrafi ini bertujuan untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang norma-norma kebaikan dan kepahlawanan. Historiografi Tradisional Baru Ciri-ciri historiografi tradisional baru adalah sebagai berikut Unsur-unsurnya Bergaya Islam Jawa Mitologis Mitologis akan menjawab pertanyaan bagaimana sesuatu itu dapat terjadi. Dalam kebudayaan Islam sesuatu terjadi karena kekuatan alam yang dipersonifikasikan dengan kedatangan wahyu. Sebagai contoh seorang raja yang tidak diketahui asal usulnya tetapi dapat menjadi raja dikatakan ia mendapatkan wahyu, seperti yang dialami oleh Jaka Tingkir Raja Pajang dan Sutawijaya Raja Mataram Islam Bersifat Kronologi Ceritanya telah disusun berdasarkan urutan waktunya seperti urutan waktu berdirinya kerajaan yang ditulis dalam sebuah babad. Bersifat Etnosetris Ceritanya hanya terjadi pada kalangan, suku atau kebudayaan tertentu. Bersifat Feodalistik Ceritanya berkisar kejadian disekitar kraton sehingga peristiwa yang sama sekali tidak berhubungan dengan kraton tidak disinggung. Hal ini dikarenakan orang-orang yang menulisnya adalah orang yang bekerja pada kraton
Bukusederhana di depan pembaca ini hanya ingin turut meramaikan, mencerahkan dan (syukur-syukur) mewarnai horizon dan wawasan kefilsafatan di Indonesia. Yang membedakan buku ini dengan buku-buku pengantar serupa ialah pendekatannya terhadap tradisi kefilsafatan Barat (Western Philosophy) dan tradisi filsafat sedunia; buku ini menggunakan
- Sebelumnya telah dibahas mengenai historiografi kolonial, kali ini akan dibahas mengenai historiografi modern. Secara umum, historiografi modern merupakan pengembangan dari historiografi kolonial. Maksud dari pengembangan di sini senada dengan ungkapan Sugeng Priyadi dalam Historiografi Indonesia 2015; 47, bahwa bangsa Indonesia yang sedang merintis penulisan sejarah dapat mengambil data dari historiografi kolonial dan kemudian melakukan verifikasi untuk menghasilkan fakta-fakta sejarah baru. Historiografi ini dikenal juga sebagai historiografi yang memusatkan peranan orang-orang Indonesia atau pribumi sebagai tokoh utama dalam sejarah. Lantas, apakah yang dimaksud historiografi modern? Bagaimana ciri-ciri, kelebihan, dan kekurangan historiografi modern? Berikut penjelasannya. Pengertian Historiografi Modern Hasnawati dalam Sejarah 2020 15, historiografi modern adalah penulisan sejarah yang ditandai dengan adanya peran orang Indonesia sebagai pelaku utama dalam historiografi. Saat itu, sejarah Indonesia ditulis berdasarkan pengalaman dan sudut pandang orang Indonesia sendiri. Awal mulanya munculnya ide tentang historiografi modern ini saat diadakannya Seminar Nasional Sejarah I tahun 1957 di Yogyakarta. Dalam seminar tersebut dibahas mengenai dorongan untuk menulis sejarah yang berorientasi Indonesia. Indonesia yang saat itu baru memasuki usia 12 tahun kemerdekaannya diharapkan mampu menghasilkan tulisan sejarah yang dapat memberikan pengetahuan sekaligus memupuk rasa nasionalisme bagi penduduknya. Hal tersebut senada dengan ungkapan Kuntowijoyo dalam bukunya Demokrasi & Budaya Birokrasi 1994 40-41, bahwa peran sejarah nasional adalah menggalang kesadaran nasional dari masyarakat primordialisme sehubungan dengan kemunculan negara nasional melalui kemerdekaan. Ciri-Ciri Historiografi Modern Mengutip dari buku Reportase Sejarah 2017 36-37, terdapat tiga ciri-ciri dari historiografi modern, yakni sebagai berikut Menggunakan metode kritis; Menerapkan penghalusan teknik penelitian metodologis; Memakai ilmu-ilmu bantu yang baru muncul. Selain itu, mengutip kembali dari Hasnawati dalam Sejarah 2020 15-16, ciri-ciri dari historiografi modern, yaitu Sudut pandang Indonesia sentris, yakni berpusat pada kehidupan masyarakat Indonesia; Bersifat kritis analitis dengan menggunakan pendekatan multidimensional; Hasil penulisan merupakan perbandingan dari berbagi sumber baik itu sumber kolonial maupun sumber lokal; Penulisnya adalah orang-orang akademisi/kritis dalam bidang bahasa, kesusastrraan dan kepurbakalaan; Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar dan negara saja, tetapi lebih pada kemanusiaannya, yaitu kebudayaan; Cara pandang yang digunakan dalam melihat peristiwa tidak lagi dari satu sisi melainkan memandang suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang; Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya subjektifitas dalam menuliskan sejarah; Menonjolkan peran bangsa Indonesia. Kelebihan dan Kekurangan Historiografi Modern Hasnawati dalam Sejarah 202016, memaparkan ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam historiografi modern, yaitu Kelebihan Mengubah pandangan religiomagis dan kosmologis keperccayaan pada hal-hal yang berkaitan mistis/gaib menjadi pandangan yang bersifat ilmiah; Memakai penulisan sejarah kritis; Memakai pendekatan multidimensi; Memakai dinamika masyarakat Indonesia dan seluruh aspek kehidupan. Kekurangan Belum bisa menjelaskan sejarah dengan maksimal; Cenderung kurang fleksibel karena terlalu berpedoman terhadap metode ilmiah; Belum tentu bertujuan untuk peningkatan rasa nasionalisme, kadang-kadang hanya berfokus untuk tujuan akademis. Bambang Purwanto dalam buku Gagalnya Historiografi Indonesiasentris 2006, mengungkapkan bahwa historiografi yang sedang dibangun oleh Indonesia saat ini mengalami disorientasi. Disorientasi ini terjadi, karena Indonesiasentris yang menjadi sifat dasar historiografi modern hanya dianggap sebagai tameng pembenaran dan alat penghujat masa kolonialisme Belanda. Seraya mengutip pandangan Kuntowijoyo, Bambang Purwanto menyebutkan bahwa ke depan sejarawan Indonesia mulai berpikir menggunakan karya sastra sebagai sumber yang dijadikan untuk mengkaji kehidupan masyarakat masa lampau. Jika, hal ini terjadi maka penulisan sejarah Indonesia tidak akan kering dan berspektif sempit. Sehingga, karya-karya historiografi yang dihasilkan akan memiliki makna yang juga Pengertian Historiografi, Metode, & Tahapan Penelitian Sejarah Mengenal Jenis-jenis Historiografi dan Penjelasannya Apa Saja Ciri-ciri Historiografi Tradisional dan Pengertiannya - Pendidikan Kontributor Alhidayath ParinduriPenulis Alhidayath ParinduriEditor Dhita Koesno
Inimerupakan tren yang sangat positif dalam perkembangan dan kemajuan yang akan diraih bangsa ini kedepannya. Simak juga sistem pemilu proporsional . 6 dampak positif reformasi bagi bangsa indonesia, menjadi hal yang dapat kita nikmati hingga saat ini. Tentunya hal ini tidak bisa diperoleh tanpa adanya jasa dari mereka yang mau memperjuangkannya.
Apa Yang Dimaksud Dengan Historiografi Kritis Jelaskan – Apa yang dimaksud dengan histroriografi kritis? Historiografi kritis adalah sebuah pendekatan untuk memahami sejarah yang menekankan pemahaman yang lebih mendalam terhadap peristiwa dan fenomena sejarah. Historiografi kritis melibatkan pemahaman yang berfokus pada konteks sosial, budaya, politik, ekonomi, dan bahkan psikologis dari peristiwa sejarah. Historiografi kritis juga memahami bahwa sejarah bukan sebuah konsep abstrak, tetapi sebuah proses yang berkembang. Oleh karena itu, sejarawan dapat memahami sejarah dengan lebih baik dan mengintegrasikan berbagai tafsiran dalam interpretasi mereka. Historiografi kritis menekankan pentingnya menggunakan metode yang bersifat kritis dalam memahami sejarah. Metode historiografi kritis dapat dibagi menjadi tiga bagian refleksi konseptual, koreksi naratif, dan koreksi interpretasi. Refleksi konseptual melibatkan pemahaman tentang konsep sejarah, termasuk konteks sosial, budaya, dan politik yang memengaruhi sejarah. Koreksi naratif melibatkan penilaian yang cermat tentang narasi yang ada untuk menentukan apakah narasi tersebut dapat dipercaya. Koreksi interpretasi melibatkan evaluasi terhadap berbagai tafsir sejarah untuk memastikan bahwa tafsiran yang dipilih adalah yang paling akurat. Historiografi kritis juga menekankan pentingnya memahami berbagai perspektif yang berbeda yang dapat menyebabkan perbedaan interpretasi. Ini berarti bahwa tidak ada satu interpretasi yang benar atau salah. Sejarawan dapat memilih beberapa interpretasi yang dapat mewakili sejarah dengan lebih baik dan mencoba untuk mencari kesepakatan tentang interpretasi yang paling akurat. Historiografi kritis menekankan pentingnya menggunakan metode kritis dalam memahami sejarah. Ini berarti bahwa sejarawan harus menggunakan pendekatan yang beragam, termasuk mengevaluasi berbagai narasi, meneliti berbagai konteks sosial dan politik yang memengaruhi sejarah, dan memahami berbagai perspektif yang berbeda. Dengan menggunakan pendekatan ini, sejarawan dapat memahami sejarah dengan lebih baik dan membangun sebuah interpretasi akurat dan komprehensif. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Apa Yang Dimaksud Dengan Historiografi Kritis 1. Historiografi kritis adalah pendekatan untuk memahami sejarah yang menekankan pemahaman yang lebih mendalam terhadap peristiwa dan fenomena 2. Historiografi kritis melibatkan pemahaman yang berfokus pada konteks sosial, budaya, politik, ekonomi, dan bahkan psikologis dari peristiwa 3. Historiografi kritis memahami bahwa sejarah bukan sebuah konsep abstrak, tetapi sebuah proses yang 4. Metode historiografi kritis dibagi menjadi tiga bagian refleksi konseptual, koreksi naratif, dan koreksi 5. Historiografi kritis menekankan pentingnya menggunakan metode yang bersifat kritis dalam memahami 6. Historiografi kritis juga menekankan pentingnya memahami berbagai perspektif yang berbeda yang dapat menyebabkan perbedaan 7. Historiografi kritis menekankan pentingnya menggunakan metode kritis dalam memahami sejarah, termasuk mengevaluasi berbagai narasi, meneliti berbagai konteks sosial dan politik yang memengaruhi sejarah, dan memahami berbagai perspektif yang berbeda. 1. Historiografi kritis adalah pendekatan untuk memahami sejarah yang menekankan pemahaman yang lebih mendalam terhadap peristiwa dan fenomena sejarah. Historiografi kritis adalah pendekatan untuk memahami sejarah yang menekankan pemahaman yang lebih mendalam terhadap peristiwa dan fenomena sejarah. Ini berbeda dari cara sejarah biasanya dipahami karena dalam historiografi kritis, pendekatan terhadap sejarah tidak hanya berfokus pada peristiwa dan fakta sejarah, tetapi juga mencakup analisis kritis tentang bagaimana sejarah telah dipahami dan dipresentasikan dalam waktu dan ruang. Metode historiografi kritis juga menekankan konsep sejarah yang dinamis, menekankan bahwa sejarah bukanlah suatu proses yang statis, tetapi dinamis dan progresif. Salah satu tujuan utama historiografi kritis adalah untuk menganalisis sejarah secara kritis dari sudut pandang yang berbeda, untuk memahami lebih dalam bagaimana peristiwa dan fenomena sejarah mempengaruhi satu sama lain. Metode ini juga menekankan pentingnya menggali sejarah yang telah lama diabaikan, seperti sejarah gender, sejarah kelas, dan sejarah ras, dan mencoba untuk melihat sejarah dari sudut pandang yang berbeda. Metode ini juga menekankan pentingnya melihat sejarah dari perspektif yang berbeda, mencoba untuk mengembangkan lebih lanjut pemahaman terhadap peristiwa dan fenomena sejarah. Salah satu cara historiografi kritis berbeda dari pendekatan sejarah yang lebih tradisional adalah kritis terhadap sumber sejarah yang digunakan untuk membuat sejarah. Historiografi kritis memandang sumber sejarah tidak hanya sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan, tetapi juga sebagai objek yang dapat dianalisis untuk memahami bagaimana dunia sejarah dipahami dan dipresentasikan dalam waktu dan ruang. Metode ini juga menekankan pentingnya mempertimbangkan bagaimana sumber sejarah berbeda mempengaruhi pemahaman tertentu tentang sejarah. Dalam historiografi kritis, penting untuk mempertimbangkan bagaimana sumber sejarah berbeda telah dipengaruhi oleh pandangan tertentu tentang sejarah, dan bagaimana pandangan-pandangan tersebut telah mempengaruhi bagaimana peristiwa sejarah dipahami dan diinterpretasikan. Untuk melakukan ini, historiografi kritis berfokus pada analisis kritis tentang bagaimana sumber sejarah telah dipengaruhi oleh pandangan tertentu, dan bagaimana pandangan-pandangan tersebut telah mempengaruhi bagaimana dunia sejarah dipahami dan dipresentasikan dalam waktu dan ruang. Kesimpulannya, historiografi kritis adalah pendekatan untuk memahami sejarah yang menekankan pemahaman yang lebih mendalam terhadap peristiwa dan fenomena sejarah. Ini adalah metode yang berfokus pada analisis kritis tentang bagaimana sejarah telah dipahami dan dipresentasikan dalam waktu dan ruang, dengan menekankan konsep sejarah yang dinamis dan mempertimbangkan bagaimana sumber sejarah berbeda telah dipengaruhi oleh pandangan tertentu tentang sejarah. Historiografi kritis juga menekankan pentingnya menggali sejarah yang telah lama diabaikan, seperti sejarah gender, sejarah kelas, dan sejarah ras, dan mencoba untuk melihat sejarah dari sudut pandang yang berbeda. 2. Historiografi kritis melibatkan pemahaman yang berfokus pada konteks sosial, budaya, politik, ekonomi, dan bahkan psikologis dari peristiwa sejarah. Historiografi kritis adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami sejarah. Historiografi kritis melibatkan pemahaman yang berfokus pada konteks sosial, budaya, politik, ekonomi, dan bahkan psikologis dari peristiwa sejarah. Dengan menggunakan pendekatan ini, sejarawan dapat memahami bagaimana faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan psikologis mempengaruhi bagaimana sejarah ditulis dan diinterpretasikan. Pendekatan ini juga membantu sejarawan untuk menganalisis bagaimana peristiwa sejarah telah membentuk budaya, sosial, politik, ekonomi, dan psikologis saat ini. Historiografi kritis mengajarkan kita untuk menganalisis dan mengevaluasi sumber sejarah, bukan hanya untuk menerima informasi sebagai kebenaran absolut. Hal ini penting untuk dicatat bahwa sejarah merupakan rekonstruksi dari masa lalu, yang dibangun dengan menggunakan informasi yang tersedia dari sumber-sumber tertentu. Dengan memahami sumber-sumber yang tersedia dan bagaimana faktor-faktor lain seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, dan psikologis telah mempengaruhi interpretasi sejarah, sejarawan dapat membangun pengetahuan yang lebih mendalam tentang masa lalu. Pendekatan ini juga sangat penting untuk memahami bagaimana faktor-faktor sosial, budaya, politik, dan ekonomi mempengaruhi bagaimana orang melihat, mengingat, dan menulis sejarah. Dengan memahami bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi cara orang memahami masa lalu, kita dapat menganalisis bagaimana sejarah disalahpahami dan diinterpretasikan. Historiografi kritis juga dapat membantu kita memahami bagaimana peristiwa sejarah telah membentuk budaya, sosial, politik, ekonomi, dan psikologis saat ini. Historiografi kritis juga membantu kita menganalisis bagaimana interpretasi sejarah dapat berubah seiring waktu. Dengan memahami bagaimana faktor-faktor lain mempengaruhi interpretasi sejarah, kita dapat memahami bagaimana interpretasi sejarah dapat berubah seiring dengan perkembangan sosial, budaya, politik, ekonomi, dan psikologis. Kesimpulannya, Historiografi kritis adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami sejarah. Dengan menggunakan pendekatan ini, sejarawan dapat memahami bagaimana faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan psikologis mempengaruhi bagaimana sejarah ditulis dan diinterpretasikan. Hal ini penting untuk dicatat bahwa sejarah merupakan rekonstruksi dari masa lalu, yang dibangun dengan menggunakan informasi yang tersedia dari sumber-sumber tertentu. Dengan memahami sumber-sumber yang tersedia dan bagaimana faktor-faktor lain seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, dan psikologis telah mempengaruhi interpretasi sejarah, sejarawan dapat membangun pengetahuan yang lebih mendalam tentang masa lalu. 3. Historiografi kritis memahami bahwa sejarah bukan sebuah konsep abstrak, tetapi sebuah proses yang berkembang. Historiografi kritis adalah metodologi sejarah yang menekankan pada interpretasi kontekstual dan analisis kritis terhadap sumber-sumber sejarah. Ide ini dikembangkan oleh para sarjana sejarah pada abad ke-20, yang menganalisa bagaimana sejarah telah ditulis dan bagaimana interpretasi tersebut berubah seiring waktu. Historiografi kritis menekankan pada konteks sosial, politik dan kultural dari kejadian masa lalu, berfokus pada analisis yang kaya dan kompleks serta melihat bagaimana kejadian sejarah terkait dengan masyarakat masa kini. Historiografi kritis memahami bahwa sejarah bukan sebuah konsep abstrak, tetapi sebuah proses yang berkembang. Sejarah merupakan proses yang konstan, di mana masyarakat terus menafsirkan kembali dan memodifikasi pemahaman mereka tentang masa lalu. Historiografi kritis menekankan pada pentingnya memahami bagaimana pemahaman kita tentang sejarah berubah dan berkembang seiring waktu. Historiografi kritis juga menekankan pada pentingnya memahami bagaimana sejarah dipengaruhi oleh pemahaman yang ditulis oleh para penulis sejarah. Melalui analisis kritis terhadap sumber sejarah, para sejarawan dapat menemukan cara untuk mengidentifikasi asumsi dan interpretasi yang tersembunyi dalam narasi sejarah. Mereka dapat menganalisis bagaimana sumber-sumber tertentu memengaruhi pemahaman masyarakat tentang masa lalu. Para sejarawan juga dapat menggunakan historiografi kritis untuk menganalisis bagaimana narasi sejarah dipengaruhi oleh bagaimana sejarah ditulis. Dengan melakukan analisis kritis terhadap bahan sejarah, para sejarawan dapat menemukan cara untuk menganalisis bagaimana narasi sejarah berubah seiring waktu. Oleh karena itu, histografi kritis menekankan pada pentingnya memahami bagaimana sejarah dipengaruhi oleh narasi yang ditulis oleh para penulis sejarah. Secara keseluruhan, historiografi kritis memetakan cara yang berbeda untuk melihat masa lalu. Dengan menganalisis bagaimana narasi sejarah terbentuk dan berkembang, para sejarawan dapat menemukan cara untuk mengidentifikasi asumsi dan interpretasi yang tersembunyi dalam narasi sejarah. Historiografi kritis juga menekankan pada pentingnya memahami bagaimana sejarah dipengaruhi oleh pemahaman yang ditulis oleh para penulis sejarah. Dengan melakukan analisis kritis terhadap sumber sejarah, para sejarawan dapat menemukan cara untuk memahami bagaimana narasi sejarah berubah seiring waktu. 4. Metode historiografi kritis dibagi menjadi tiga bagian refleksi konseptual, koreksi naratif, dan koreksi interpretasi. Historiografi kritis adalah suatu pendekatan dalam menulis sejarah yang menekankan pada kritik yang konstruktif terhadap sejarawan dan sumber-sumber sejarah. Metode ini menekankan pada kesadaran kritis yang konstan terhadap sejarah dan sumber-sumber sejarah yang digunakan. Metode ini juga menekankan pada pentingnya memahami proses sejarah sebagai proses yang berlangsung dan berkembang, serta memahami konteks sejarah dari suatu masalah. Metode historiografi kritis dibagi menjadi tiga bagian refleksi konseptual, koreksi naratif, dan koreksi interpretasi. Refleksi konseptual adalah metode yang menggunakan teori-teori kritis untuk memahami masalah sejarah. Refleksi konseptual mencakup berbagai teori kritis, seperti teori gender, teori ras, teori klas, dan teori lainnya yang dapat digunakan untuk memahami sejarah dan sejarawan. Refleksi konseptual juga menekankan pentingnya pemahaman tentang bagaimana individu dan struktur sosial memengaruhi proses sejarah. Koreksi naratif adalah metode yang menggunakan kolerasi, historiografi, dan naratologi untuk mempelajari narasi sejarah dan bagaimana narasi sejarah berkembang dari waktu ke waktu. Koreksi naratif juga menekankan pentingnya memahami struktur naratif sejarah dan bagaimana narasi sejarah memengaruhi proses sejarah. Koreksi interpretasi adalah metode yang menggunakan metode kritis untuk memahami pemahaman sejarah dan bagaimana sejarawan menafsirkan sejarah. Metode ini menekankan pentingnya memahami pemahaman sejarah dan bagaimana sejarawan memengaruhi proses sejarah. Koreksi interpretasi juga menekankan pentingnya memahami bagaimana sejarawan menafsirkan sejarah dan bagaimana hal ini memengaruhi proses sejarah. Secara keseluruhan, metode historiografi kritis menekankan pentingnya memahami proses sejarah sebagai proses yang berlangsung dan berkembang, serta memahami konteks sejarah dari masalah tertentu. Metode ini juga menekankan pentingnya menggunakan teori kritis, naratologi, dan kolerasi untuk memahami sejarah dan bagaimana sejarawan memengaruhi proses sejarah. Dengan demikian, metode ini dapat membantu kita dalam memahami sejarah dan proses sejarah dengan lebih baik. 5. Historiografi kritis menekankan pentingnya menggunakan metode yang bersifat kritis dalam memahami sejarah. Historiografi kritis adalah sebuah metode yang digunakan untuk memahami sejarah. Metode ini berfokus pada menganalisis dan mengkritisi sumber-sumber sejarah yang digunakan untuk memahami dan menafsirkan sejarah. Historiografi kritis berbeda dengan metode tradisional yang menekankan pada sejarah naratif dan hanya berdasarkan pada catatan sejarah yang tersedia. Metode ini menekankan pada analisis kritis dari sumber-sumber sejarah yang digunakan untuk memahami sejarah. Historiografi kritis berasal dari gerakan kritis yang muncul selama abad ke-20. Gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap metode tradisional yang menganggap catatan sejarah sebagai satu-satunya sumber yang dapat diandalkan untuk memahami sejarah. Gerakan ini menekankan pentingnya menggunakan metode yang bersifat kritis dalam memahami sejarah. Historiografi kritis berfokus pada analisis kritis sumber-sumber sejarah dan bukti yang digunakan untuk memahami sejarah. Metode ini mencakup pembacaan kritis terhadap teks-teks sejarah, menganalisis struktur sosial dan politik yang mempengaruhi pemahaman kita tentang sejarah, memeriksa bagaimana budaya dan nilai-nilai yang berbeda mempengaruhi pemahaman tentang sejarah, dan melihat sejarah secara holistik. Dengan menggunakan metode yang bersifat kritis, kita dapat memahami sejarah dari berbagai sudut pandang. Kita dapat menganalisis sejarah dengan lebih akurat dan kritis karena kita dapat melihat sejarah dari berbagai sudut pandang. Ini memungkinkan kita untuk melihat sejarah dari berbagai perspektif dan memahami berbagai aspek sejarah yang mungkin tidak terlihat dengan menggunakan metode tradisional. Mengkombinasikan metode kritis dengan metode tradisional, memungkinkan kita untuk memahami sejarah dengan lebih akurat dan kritis. Dengan menggunakan metode kritis, kita dapat memahami sejarah secara lebih lengkap dan mendalam. Ini memungkinkan kita untuk memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang sejarah dan juga memungkinkan kita untuk melihat berbagai aspek dari sejarah. Dengan demikian, metode ini memungkinkan kita untuk memahami sejarah dengan lebih baik dan membuat kesimpulan yang lebih akurat. 6. Historiografi kritis juga menekankan pentingnya memahami berbagai perspektif yang berbeda yang dapat menyebabkan perbedaan interpretasi. Historiografi kritis adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan metode penulisan sejarah dan pemahaman tentang cara menginterpretasikan sejarah. Sejarawan kritis menggunakan berbagai alat seperti konstruksi wacana, kritik sastra, teori gender dan teori ras untuk memahami sejarah. Historiografi kritis menekankan keterlibatan sejarawan dalam proses interpretasi dan analisis sejarah. Historiografi kritis berfokus pada kompleksitas, keragaman dan dinamika sejarah. Ini mencakup aspek-aspek seperti aspek gender, ras, kelas, etnis, budaya dan agama. Oleh karena itu, historiografi kritis menekankan pentingnya berpikir kritis tentang konteks historis. Sejarawan kritis menyadari bahwa bagian dari proses menulis sejarah adalah memilah fakta dan interpretasi tentang masa lalu. Historiografi kritis juga menekankan pentingnya memahami berbagai perspektif yang berbeda yang dapat menyebabkan perbedaan interpretasi. Sejarawan kritis berusaha untuk memahami bagaimana perspektif berbeda dapat mempengaruhi bagaimana sejarah dipahami dan diinterpretasikan. Ini termasuk perspektif masa lalu dan masa kini, perspektif lokal dan luar negeri, dan perspektif yang berbeda berdasarkan faktor seperti gender, ras, agama, kelas sosial dan budaya. Historiografi kritis menekankan pentingnya menggunakan berbagai sumber untuk menguji pandangan konvensional tentang sejarah dan mencari pandangan yang berbeda. Sejarawan kritis menggunakan berbagai sumber untuk menguji pandangan konvensional tentang sejarah dan mencari pandangan yang berbeda. Sebagai contoh, sejarawan dapat menggunakan arsip, karya tulis sejarah, laporan media, dan dokumentasi visual untuk menguji asumsi tentang masa lalu. Oleh karena itu, historiografi kritis menekankan pentingnya menemukan cara untuk memahami dan mengintegrasikan perspektif berbeda dalam sejarah. Sejarawan kritis berusaha untuk menemukan cara untuk menghargai perspektif yang berbeda dan menggabungkan mereka dalam sudut pandang yang lebih luas tentang masa lalu. Dengan demikian, memahami berbagai perspektif dapat membantu para sejarawan untuk menyusun gambaran yang lebih akurat tentang masa lalu. 7. Historiografi kritis menekankan pentingnya menggunakan metode kritis dalam memahami sejarah, termasuk mengevaluasi berbagai narasi, meneliti berbagai konteks sosial dan politik yang memengaruhi sejarah, dan memahami berbagai perspektif yang berbeda. Historiografi kritis adalah aliran sejarah yang menekankan pentingnya menggunakan metode kritis dalam memahami sejarah. Metode kritis ini mencakup evaluasi berbagai narasi, penelitian berbagai konteks sosial dan politik yang memengaruhi sejarah, dan pemahaman berbagai perspektif yang berbeda. Pendekatan ini berusaha untuk membantu orang untuk memahami sejarah secara lebih bijaksana dan kritis. Historiografi kritis menekankan pentingnya konteks dalam memahami sejarah. Historiografi kritis menekankan pentingnya memahami berbagai konteks sosial dan politik yang memengaruhi sejarah. Ini termasuk faktor seperti gender, etnis, agama, kelas sosial, dan sebagainya. Dengan memahami konteks ini, kita dapat memahami bagaimana sejarah telah mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Historiografi kritis juga menekankan pentingnya evaluasi berbagai narasi. Historiografi kritis menekankan pentingnya memahami berbagai narasi yang ada di balik sejarah. Ini termasuk narasi yang ditulis oleh para sejarawan, narasi yang datang dari berbagai sumber, dan narasi yang ditulis oleh orang-orang yang tidak berhubungan dengan sejarah. Dengan melakukan evaluasi narasi ini, kita dapat memahami bagaimana narasi telah mempengaruhi sejarah. Historiografi kritis juga menekankan pentingnya memahami berbagai perspektif yang berbeda. Historiografi kritis menekankan pentingnya memahami berbagai perspektif yang berbeda yang ada di balik sejarah. Ini termasuk perspektif yang berasal dari berbagai etnis, gender, agama, dan kelas sosial. Dengan memahami berbagai perspektif ini, kita dapat memahami bagaimana setiap orang telah mempengaruhi sejarah. Kesimpulannya, historiografi kritis menekankan pentingnya menggunakan metode kritis dalam memahami sejarah. Metode kritis ini mencakup evaluasi berbagai narasi, penelitian berbagai konteks sosial dan politik yang memengaruhi sejarah, dan pemahaman berbagai perspektif yang berbeda. Pendekatan ini berusaha untuk membantu orang untuk memahami sejarah secara lebih bijaksana dan kritis.
Sementarayang dimaksud dengan perkembangan yang berasal dari kata kembang, berarti mekar, terbuka, atau membentang, sehingga dengan demikian, perkembangan yang dimaksudkan sebagai bertambah dengan sempurna dan meluas. Pemahaman yang cermat pada suatu hadis dapat berupa sikap kritis sampai dengan penolakan akan
- Historiografi merupakan penulisan sejarah. Berdasarkan periodenya, historiografi terbagi menjadi tiga jenis yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi modern. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut soal historiografi. Sejarah Historiografi Kuntowijoyo dalam Pengantar Ilmu Sejarah 2011, menyebutkan bahwa penulisan sejarah pertama kali ditemukan di Yunani. Namun, penulisannya belum dalam bentuk cerita sejarah melainkan masih dalam bentuk puisi. Tulisan itu ditulis oleh Homer yang menceritakan mengenai Perang Troya tahun 1200 SM. Akan tetapi, penulisan sejarah pertama yang ditulis dalam bentuk cerita dan dibuat secara objektif, ialah karya Herodotus berjudul The History of Herodotus. Karya itu berisi mengenai peristiwa perang antara Yunani dan Persia yang terjadi pada tahun 478 SM. Pada perjalanan selanjutnya, historiografi terus berkembang di peradaban Eropa hingga sampai ke Indonesia. Jenis-Jenis Historiografi Historiografi Tradisional Sugeng Priyadi dalam Historiografi Indonesia 201517, menjelaskan bahwa historiografi tradisional adalah karya bersama masyarakat terhadap eksistensinya sebagai identitas dan sekaligus solidaritas. Sementara Agus Mulyana dan Darmiasti dalam Historiografi di Indonesia 2009 34-38, menyebutkan bahwa ciri-ciri historiografi tradisional yaitu region–sentries atau kedaerahan, cenderung mengabaikan unsur fakta, adanya kepercayaan tentang kekuatan sakti, percaya sihir yang dilakukan tokoh-tokoh tertentu, dan religio sentris atau spiritual. Contoh dari historiografi tradisional dapat dilihat dari babad dan hikayat. Dikutip dari Ensiklopedia Nasional Indonesia 1989, babad merupakan nama yang digunakan di buku cerita sejarah atau kronik dalam tradisi penulisan sejarah suku bangsa. Biasanya, penulis babad merupakan seorang pujangga-pujangga keraton. Sedangkan hikayat merupakan kesusastraan Melayu yang keseluruhan ceritanya didominasi oleh karya-karya yang bernuansa Islam. Sebagian besar hikayat mengisahkan mengenai kehebatan serta kepahlawanan tokoh-tokoh besar. Historiografi Kolonial Historiografi kolonial merupakan penulisan sejarah bangsa-bangsa asing di Indonesia. Sugeng Priyadi menyebutkan bahwa historiografi ini sebagai salah satu warisan historiografi yang tidak dapat diabaikan. Nursam dalam Membuka Pintu bagi Masa Depan Biografi Sartono Kartodirdjo 2008, historiografi kolonial menempatkan orang-orang Belanda sebagai pelaku utama atau sejarah orang Belanda di Indonesia sehingga muncul istilah-istilah Nederlandosentrisme atau Belandasentrisme. Sementara Mohammad Ali dalam Historiografi Indonesia Sebuah Pengantar 1995 menyebutkan historiografi kolonial ditulis oleh sejarawan atau orang-orang pemerintah kolonial yang intinya bahwa yang membuat adalah orang barat. Pembuatan historiografi ini dimaksudkan sebagai bahan laporan pada pemerintah kerajaan Belanda guna menjadi rujukan untuk menentukan kebijakan pada daerah kolonial. Beberapa contoh historiografi kolonial, yaitu Indonesian Trade and Society karya Van Leur, Indonesian Sociological Studies karya Schrieke, dan Indonesian Society in Transition karya Wertheim. Historiografi Modern Historiografi modern muncul setelah adanya historiografi nasional. Historiografi ini diresmikan pada tahun 1957 bertepatan dengan pelaksanaan "Seminar Nasional Sejarah Pertama di Yogyakarta". Hal yang menyebabkan historiografi ini dikatakan modern, karena mengarah kepada studi sejarah kritis. Kuntowijoyo menyebutkan historiografi baru Modern penting dalam penulisan sejarah di Indonesia, karena menulis dan merekonstruksi masa lalu digunakan untuk menjelaskan masa kini dan merancang masa depan. Sehingga, historiografi modern lebih mengedepankan metode dan teori sejarah. Contoh dari historiografi modern yang terkenal dan masih menjadi rujukan hingga saat ini ialah buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid I – juga Tokoh Sejarah Kejayaan Islam Bidang Keahlian, Karya, & Penemuannya Sejarah Politik Etis Tujuan, Tokoh, Isi, & Dampak Balas Budi Kapan Boedi Oetomo Didirikan, Latar Belakang Sejarah, & Tujuannya? - Sosial Budaya Kontributor Alhidayath ParinduriPenulis Alhidayath ParinduriEditor Alexander Haryanto
Apayang dimaksud dengan titik kritis 15/11/2021 15/11/2021 pengertian titik kritis: titik akhir dari kesetimbangan fase atau kurva tekanan – kurva suhu di mana kondisinya sedemikian rupa sehingga batas fase menghilang dan fase yang berbeda dari suatu zat, seperti cairan dan uap, dapat hidup berdampingan.
Connection timed out Error code 522 2023-06-13 140738 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6ae5eb788728a1 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Februari 2012. BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Tiongkok, dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas filsafat timur ialah dekatnyahubungan filsafat dengan agama.
apa yang dimaksud dengan historiografi kritis jelaskan – Apa yang dimaksud dengan historiografi kritis? Historiografi kritis adalah suatu pendekatan yang menggunakan metode kritis untuk menilai, menganalisis, dan memahami karya sejarah. Pendekatan ini menekankan pentingnya mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh dalam penulisan sejarah, termasuk budaya, sosial, politik, dan kultural. Pendekatan ini juga menekankan pentingnya tidak hanya mempercayai sumber-sumber sejarah secara mentah, tetapi juga melakukan penelitian lebih lanjut dan mengevaluasi sumber-sumber tersebut. Historiografi kritis merupakan suatu pendekatan yang menekankan pentingnya mencari konten yang berbeda dari sumber-sumber sejarah, dan mengevaluasi sumber-sumber tersebut untuk kebenaran. Pendekatan ini juga menekankan pentingnya melihat sejarah dalam konteks sosial, budaya, politik, dan kultural yang berbeda. Dengan demikian, historiografi kritis mengingatkan kita bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi penulisan sejarah, dan bahwa kita harus menilai sumber-sumber secara kritis dan terbuka untuk memahami kebenaran. Dengan menggunakan pendekatan historiografi kritis, kita dapat menganalisis berbagai aspek sejarah yang berbeda. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk menelaah bagaimana faktor politik, sosial, budaya, dan kultural mempengaruhi penulisan sejarah. Dengan demikian, kita dapat menganalisis berbagai aspek sejarah dan memahami lebih dalam tentang bagaimana peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. Historiografi kritis juga memiliki beberapa manfaat lain, termasuk penekanan pada nilai-nilai keadilan dan hak asasi manusia. Dengan menggunakan pendekatan ini, kita dapat meninjau ulang penulisan sejarah untuk memastikan bahwa hak asasi manusia dan nilai-nilai keadilan tercermin dalam sejarah. Dengan demikian, kita dapat memahami bagaimana nilai-nilai ini telah mempengaruhi sejarah, dan bagaimana mereka dapat membantu kita memahami masa lalu. Kesimpulannya, historiografi kritis adalah suatu pendekatan yang menekankan pentingnya menilai, menganalisis, dan memahami sejarah dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh, termasuk budaya, sosial, politik, dan kultural. Pendekatan ini juga memiliki beberapa manfaat lain seperti meninjau ulang penulisan sejarah untuk memastikan bahwa hak asasi manusia dan nilai-nilai keadilan tercermin dalam sejarah. Dengan demikian, historiografi kritis dapat memberikan pandangan yang lebih luas dan mendalam tentang masa lalu.
Makalahini disusun untuk memenuhi tugas akademik Pendidikan Kewarganegaraan tahun ajaran 2014/2015. Adapun topik yang dibahas didalam makalah ini adalah mengenai Negara Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM). Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang Negara Hukum dan Hak Azasi Manusia. Hak Azasi Manusia adalah Hak yang
Historiografi Pengertian, Macam dan Contohnya – Pada pembahasan kali ini Seputar Pengetahuan akan menjelaskan tentang Historiografi. Historiografi merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan proses penulisan sejarah yang seringkali dilakukan oleh sastrawan atau pujangga. Selain definisinya, kami juga akan mengulas tentang macam-macam dan contoh historiografi. Untuk lebih detailnya silakan simak pembahasan berikut ini. Pengertian Historiografi Historiografi merupakan sebuah kajian tentang metode sejarawan dalam mengembangkan sejarah sebagai disiplin akademis dan secara luas. Definisi historiografi yang lain yaitu setiap karya sejarah tentang topik tertentu. Tujuan historiografi yaitu untuk menulis peristiwa di masa lalu secara kronologis dan sistematis. Kata Historilogi tersusun dari kata History yang artinya sejarah dan graph yang artinya tulisan. Sehingga bisa dikatakan bahwa definisi historiografi yaitu tulisan sejarah baik yang memiliki sidat ilmiah problem oriented ataupun yang tidak ilmiah no problem oriented. Problem oriented yaitu karya sejarah yang ditulis dan bersifat ilmiah dan berorientasi terhadap pemecahan masalah yang penulisannnya memakai seperangkat metode penelitian. Lalu no problem oriented yaitu karya tulis sejarah yang ditulis tidak berorientasi terhadap pemecahan masalah dan ditulis secara naratif, serta tidak memakai metode penelitian. Definisi historiografi menurut para ahli, salah satunya Louis Gottschalk . Menurut Louis Gottschalk mendefinisikan historiografi adalah bentuk publikasi, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan mengenai peristiwa atau kombinasi peristiwa-peristiwa di masa lampau. Macam-Macam Historiografi Menurut pembagian waktu, terdapat 3 jenis historiografi yakni historiografi tradisional, historiografi kolonial, historiografi modern. Historiografi Tradisional Historiografi Tradisional merupakan penulisan sejarah yang seringkali dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan. Ciri-Ciri Historiografi Tradisional Menurut pembagian waktunya, historiografi tradisional dibedakan menjadi historiografi tradisional Hindu-Buddha dan historiografi tradisional Islam. Ciri-ciri historiografi masa Hindu/Buddha antara lain Karya yang dibuat dalam bentuk terjemahan dari naskah-naskah dari India. Memiliki sifat religiomagis. Memiliki sifat sentris. Contoh historiografi masa Hindu-Buddha adalah kitab Mahabrata dan Ramayana, Kitab Pararaton, Kitab Negarakertagama, Babad Arya Tabanan, Babad Tanah Jawi, dan lainnya. Ciri-ciri historiografi masa Islam antara lain yakni Berisikan unsur mitos Telah mengenal unsur kronologi Memiliki sifat etnosentris. Contoh historiografi masa Islam antara lain adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Aceh, Babad Demak, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti. Historiografi Kolonial Historiografi kolonial merupakan penulisan sejarah yang dibuat pada masa kolonial. Penulisan historiografi kolonial berfokus terhadap kehidupan warga Belanda Eropa di Hindia Belanda karena ditulis oleh orang-orang Belanda atau Eropa. Tujuan ditulisnya adalah sebagai penguat kedudukan mereka di Indonesia. Ciri-Ciri Historiografi Masa Kolonial Ciri-ciri dari historiografi masa kolonial antara lain yaitu Neerlandosentrisme atau Eropasentrisme Memiliki sifat mitologis Memiliki sifat subjektif Memiliki sifat diskriminatif Mengabaikan sumber lokal Mengandung tentang sejarah orang-orang besar. Contoh Historiografi Kolonial Contoh historiografi pada masa kolonial antara lain Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indi karta Eijkman dan Stapel; Schets eener Economische Geschiedenis van Nederlands-Indie karya G. Gonggrijp; Geschiedenis van den Indischen Archipel karya Vlekke. Historiografi Modern Historiografi modern ini terciptak karena tuntunan ketepatan teknik untuk memperoleh fakta-fakta sejarah. Fakta sejarah didapatkan dengan cara menetapkan metode penelitian, menggunakan ilmu-ilmu bantu, terdapatnya teknik pengarsipan dan rekonstruksi melalui sejarah lisan. Masa ini diawali dengan munculnya studi sejarah kritis yang memakai prinsip-prinsip metode penelitian sejarah. Historiografi berkembang sesuai dengan zaman. Historiografi saat ini telah semakin objektif dan kritis terhadap sebuah peristiwa sejarah. Ciri-Ciri Historiografi Modern Ciri-ciri historiografi modern antara lain yakni Memiliki sifat metodologis, sejarawan diharuskan memakai kaidah-kaidah ilmiah. Memiliki sifat kritis historis, yaitu dalam penelitian sejarah memakai pendekatan multidimensional. Merupakan suatu kritis terhadap historiografi nasional, lahir sebagai kritis atas historiografi nasional yang beranggapan mempunyai kecenderungan menghilangkan unsur asing dalam proses pembentukan ke Indonesia. Timbulnya peran-peran rakyat kecil. Contoh Historiografi Modern Contoh historiografi modern antara lain yaitu Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo dan Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson. Kelebihan dan Kekurangan Historiografi Modern Kelebihan Historiografi modern antara lain yakni Mengubah pandangan religiomagis dan kosmologis menjadi pandangan yang bersifat ilmiah. Memakai penulisan sejarah kritis Memakai pendekatan multidimensi Memakai dinamika masyarakat Indonesia dan seluruh aspek kehidupan Kekurangan Historiografi Modern antara lain yakni Belum bisa menjelaskan sejarah dengan maksimal. Cenderung kurang fleksibel karena terlalu berpedoman terhadap metode ilmiah. Belum tentu bertujuan untuk peningkatan rasa nasionalisme, kadang-kadang hanya berfokus untuk tujuan akademis. Demikianlah telah dijelaskan tentang Historiografi Pengertian, Macam dan Contohnya, semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.
2 Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik; 3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung; 4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 HISTORIOGRAFI Makalah Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Sejarah Oleh Denis Guritno Sri Sasongko NPM. 20177379144 Fakultas Pascasarjana Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2018 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Historiografi modern yang ditandai dengan usaha penulisan sejarah bangsa Indonesia telah dilakukan pada zaman penjajahan. Dari periode ini, dikenallah karya sejarah Hindia-Belanda Geschiedenis van Nederlands-Indie sejumlah 5 jilid. Jilid pertama tentang prasejarah, jilid dua tentang sejarah Hindu-Jawa, jilid tiga tentang pembentukan VOC, dan jilid empat tentang sejarah Hindia Belanda abad ke-18. Jilid lima buku ini ditulis oleh Stappel dan diterbitkan pada 1943, ketika Belanda diduduki Jerman dan kepulauan Indonesia diduduki Jepang. Oleh karena itu, jilid lima ini tidak beredar di Indonesia. Tentu saja, kecenderungan penulisan buku tersebut didasarkan pada perspektif kolonial Belanda Purwanto dan Asvi sebagaimana dikutip Subekti, 20102. Dari peristiwa tersebut, sejarawan menjadi orang yang berperan penting dalam penulisan peristiwa-peristiwa masa silam melalui berbagai fakta yang ada. Tanpa melihat fakta-fakta sejarah, seorang sejarawan tidak mungkin dapat merekonstruksi sejarah yang telah terjadi. Fakta inilah yang memungkinkan seorang sejarawan mengungkapkan sejarah. Fakta-fakta sejarah tentu saja tidak ada dalam satu kesatuan utuh. Agar menjadi kesatuan utuh, seorang sejarawan harus mengumpulkan fakta-fakta yang ada dan dituangkan dalam bentuk tulisan atau cerita. Susunan inilah yang dikenal 3 dengan historiografi penulisan sejarah. Di dalamnya, seorang sejarawan menulis apa yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami oleh seseorang atau narasumbernya. Makalah ilmiah adalah studi deskriptif dengan topik “Historiografi”. Konteksnya adalah Metode Sejarah. Untuk itu, pendekatan penulis adalah analisis dari sumber-sumber kepustakaan yang relevan dengan topik tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan beberapa masalah berikut 1. Apa yang dimaksud dengan historiografi? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi historiografi? 3. Apa saja bentuk pemaparan atau penyajian historiografi? 4. Bagaimana periodisasi historiografi di Indonesia? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah 1. Untuk mengetahui pengertian historiografi 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi historiografi 3. Untuk mengetahui bentuk pemaparan atau penyajian historiografi 4. Untuk mengetahui periodisasi historiografi di Indonesia 4 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi dan Konteks Secara etimologis, historiografi berasal dari dua kata, yaitu historia sejarah, Lat dan graphein menulis, Yun. Dari dua kata tersebut, Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI menyebut definisi historiografi sebagai penulisan sejarah. Secara lebih luas, historiografi dapat diartikan sebagai sejarah penulisan sejarah. Salah satu bentuk historiografi adalah kronik-kronik yang ditulis pada masa kerajaan-kerajaan kuno. Tarunasena, 200925 Historiografi adalah langkah terakhir dalam penelitian sejarah. Secara kronologis dan sistematis, seorang sejarawan harus mampu merangkai fakta, menginterpretasi makna, dan menghasilkan tulisan sebagai sejarah yang dituliskan. Karya historiografi ini adalah gabungan kedua proses, penafsiran Auffassung dan formulasi/presentasi Darstellung Sjamsuddin, 201699. Oleh karena itu, penulisan sejarah dilakukan setelah fakta-fakta sejarah berhasil dihimpun, dikritisi, dan disusun. Definisi tersebut menunjukkan bahwa penulisan sejarah menjadi usaha seorang sejarawan merekonstruksi sumber-sumber primer yang ditemukan. Sumber-sumber tersebut mulanya terpisah dan belum mempunyai makna secara keseluruhan. Maka, pada proses selanjutnya, sumber-sumber tersebut disusun 5 sesuai alur agar menggambarkan proses terjadinya peristiwa sejarah secara holistik. Proses penulisan sejarah tentu saja menjadi tahap paling menentukan dalam penelitian sejarah. Pada tahap ini, rekonstruksi sejarah yang dibangun oleh seorang sejarawan akan dituliskan, dibaca, dan dikritisi oleh pembacanya. Tahap ini akan mendorong penulis untuk mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang terutama adalah penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena pada akahirnya, ia harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh penelitian atau penemuannya ke dalam suatu penulisan yang utuh Sjamsuddin, 2016 99. Untuk itulah, tahap ini adalah tahap yang paling menentukan bagi seorang sejarawan karena situasi zaman Zeitgeist dan lingkungan kebudayaan akan mempengaruhi cara pandang sejarawan tersebut. Singkatnya, situasi zaman dan kebudayaan diwakili dengan pandangan seorang sejarawan. Dari waktu ke waktu, penulisan sejarah selalu berkembang. Setiap periode sejarah melahirkan penulisan sejarah masing-masing yang berbeda ciri-cirinya. Dalam konteks inilah, historiografi di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi modern. B. Historiografi Interpretasi, Penjelasan, dan Penyajian Penulisan sejarah diwujudkan dalam paparan, penyajian, presentasi atau penampilan eksposisi. Bentuknya dapat berupa deskripsi, narasi, dan analisis. Dua dorongan utama yang menggerakkan seorang sejarawan dalam menulis karya 6 sejarah adalah mencipta ulang re-create dan menafsirkan interpret, serta menjelaskan. Dorongan pertama menuntutnya membuat deskripsi dan narasi, sedangkan dorongan kedua menuntutnya membuat analisis. Pegangan para sejarawan dalam menulis karya sejarah adalah beberapa filsafat sejarah tertentu. Filsafat ini bertujuan untuk memberi arti atau makna kepada seluruh sejarah kegiatan manusia, sebagai petunjuk bagi suatu penafsiran yang valid dari materi sejarah, dan suatu pemahaman mengenai penyebab dan keberartian signifikansi dari peristiwa dan lembaga yang dicatat dalam materi sejarah. Sjamsuddin, 201699 Faktor-faktor tetap yang mendasari sejarah adalah manusia, geografi, kebudayaan, dan supernatural atau metafisik. Keempatnya dianggap sebagai penyebab yang mengkondisikan sejarah manusia. Para sejarawan mengangkat filsafat sejarah dari keempat faktor tersebut, terutama manusia sebagai titik tolaknya. Jika tidak hati-hati, penulisan sejarah yang dihasilkan menjadi filsafat sejarah yang deterministik. Filsafat deterministik menolak semua penyebab yang berdasarkan kebebasan manusia dalam menentukan dan mengambil keputusan. Manusia menjadi robot karena ditentukan oleh kekuatan yang berada di luar dirinya. Bentuk penafsiran deterministik ini tampil dalam determinisme rasial, penafsiran geografis, interpretasi ekonomi, penafsiran teori “orang besar”, penafsiran spiritual atau idealistik, penafsiran ilmu dan teknologi, penafsiran sosiologis, serta penafsiran sintesis. Sjamsuddin, 2016103-104 7 Penulisan sejarah pun tidak luput dari kritikus. Beberapa kesalahan yang disebut Fischer sebagaimana dikutip oleh Sjamsuddin 2016109 adalah kekeliruan anakronisme, kekeliruan presentisme, kekeliruan antikuarian, kekeliruan sejarah terowongan, kekeliruan periodisasi, kekeliruan teleskopik, kekeliruan berkepanjangan, kekeliruan kronik, dan kekeliruan didaktik. Kekeliruan anakronisme adalah kekeliruan yang terjadi ketika sejarawan membuat deskripsi, narasi atau analisis, dan pertimbangan mengenai suatu peristiwa, tidak jarang disebutkan seolah-olah terjadi pada suatu waktu yang lain dari yang sebenarnya. Anakronisme dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Contoh kekeliruan anakronisme adalah kesalahan penempatan tanggal, penempatan objek, peristiwa, atau kata-kata serta istilah-istilah. Dalam periodisasi sejarah di Indonesia, kekeliruan anakronisme didapati sebagai kelemahan historiografi modern. Kekeliruan lain yang dapat terjadi dalam historiografi adalah kekeliruan teleskopik dan kekeliruan berkepanjangan. Kekeliruan pertama adalah kekeliruan yang terjadi karena membuat cerita panjang menjadi singkat. Sejarawan terdorong untuk menciutkan apa yang seharusnya dapat ditulis dengan panjang lebar. Karena ada bagian-bagian yang dihilangkan, hasilnya adalah suatu historiografi yang tidak utuh. Sementara yang kedua adalah, kekeliruan yang terjadi karena membuat cerita yang seharusnya pendek menjadi panjang. Hasilnya berupa tulisan yang berkepanjangan dan bertele-tele. Salah satu kemungkinan penyebabnya karena sumber materi sejarah yang kurang. Sjamsuddin, 2016112 8 Pemamparan atau penyajian sejarah pun berdekatan dengan persoalan objektivitas dan subjektivitas. Objektivitas berarti kebenaran mutlak, sesuai dengan kenyataaan, netral, tidak memihak, dan tidak terikat. Tuntutan seperti ini tentu cukup sulit untuk dipenuhi dalam disiplin ilmu sejarah. Sejarah dipahami oleh para sejarawan sebagai catatan dan ingatan akan masa lalu. Untuk itu, jika tidak ada catatan atau ingatan, tidak ada sejarah. Sebagai catatan atau ingatan, tentu ada orang yang mencatat atau mengingat. Dalam konteks inilah, sejarawan mempunyai pandangan-pandangan, prasangka-prasangka yang dapat ditemukan dalam catatan atau ingatan tersebut. Akibatnya, catatan atau ingatan akan masa lalu tersebut dapat memihak bias, memuat prasangka-prasangka kelompok, memuat teori-teori yang bertentangan tentang penafsiran sejarah, dan memuat konflik-konflik filsafat yang mendasar. Dengan kata lain, pemaparan atau penyajian sejarah tidak akan pernah lepas dari unsur subjektivitas. Untuk itu, dalam metodologi sejarah, penjelasan eksplanasi sejarah menjadi upaya para sejarawan untuk menjelaskan hubungan di antara pernyataan-pernyataan mengenai fenomena-fenomena sejarah yang ada. Karya sejarah yang dihasilkan mencakup hubungan kausalitas sebab-akibat dan bentuk-bentuk penghubung lain koneksi. Keduanya digunakan oleh para sejarawan ketika mensintesiskan fakta-fakta sejarah yang dijumpai. Sjamsuddin, 2016121 Dalam historiografi, pemaparan atau penyajian sejarah dapat dibagi menjadi tiga jenis karya; deskriptif-naratif, analitis-kritis, dan gabungan keduanya. Perwujudan historiografi yang deskriptif-naratif dan analitis-kritis merupakan dua kutub dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Pada perkembangan 9 berikutnya, para sejarawan mulai mengembangkan historiografi yang lebih “moderat” untuk tidak terlibat dalam dikotomi tersebut. Para sejarawan mencoba mengambil jalan tengah di antara dua kutub tersebut. Mengutip Burke, Sjamsuddin 2016151-152 menjelaskan ketiganya sebagai berikut 1. Deskriptif-naratif Sejarah yang bersifat naratif dapat disebut sebagai sejarah populer karena menyandarkan diri pada peristiwa-peristiwa atau sejarah lama tradisional. Dalam penulisan sejarah, sejarawan berperan sebagai narator. Kelemahan jenis karya deskriptif-naratif ini ada pada penulisan peristiwa-peristiwa sejarah yang hanya di bagian permukaan saja. 2. Sejarah analitis-kritis Penyajian sejarah yang bersifat analitis-kritis dianggap sebagai sejarah akademik. Orientasi penyajian sejarah ini adalah permasalahan dan struktur sehingga disebut sejarah struktural. Para sejarawan tidak lagi mengambil peran sebagai narrator, melainkan sebagai analis yang membedah karya sejarah dari sudut pandang akademis, dipilah-pilah, dan disusun secara runtut. Dengan demikian, penulisan sejarah analitis-kritis lagi tidak bersifat naratif, tetapi lebih bersifat akademis. Penyajian jenis ini terdapat dalam karya-karya ilmiah, jurnal, tesis, atau desertasi. Oleh karena itu, sejarah struktural yang analitis tampil sebagai karya sejarah yang terlalu kaku statis dan tidak historis unhistorical. 10 3. Gabungan deskriptif-naratif dan analitis-kritis Penyajian sejarah terbaru tampil dalam gabungan karya deskriptif-naratif dan analitis-kritis. Ada beberapa model yang ditunjukkan oleh Peter Burke dari contoh-contoh yang dilakukan oleh para novelis atau pembuat film dapat dicontoh oleh para sejarawan. a. Teknik penulisan novel yang bercerita dari berbagai sudut pandang. Teknik ini disebut heteroglossia. Cara ini memungkinkan beragamnya pendapat dan tidak mustahil bertentangan satu sama lain. b. Narasi sejarah menggunakan plot dasar sastra, antara lain komedi, tragedi, satir, dan roman. c. Banyaknya narasi menggambarkan rangkaian peristiwa dan maksud-maksud yang disadari oleh para pelaku sejarah, sekaligus melukiskan struktur-struktur, seperti pranata sosial, lingkungan, budaya, lembaga sosial, dan cara berpikir zamannya. d. Cara menulis sejarah dengan model mikronaratif. Cara bercerita ini dapat ditemui dalam konteks atau setting rakyat setempat. e. Cara menulis sejarah dilakukan secara mundur. Cara bercerita ini dimulai dari masa sekarang, kemudian bergerak mundur ke masa yang lebih tua. Semua wujud penampilan, penyampaian, pemamparannya, dan bentuk penyajian di atas, yaitu deskriptif-naratif, analitis-kritis, atau gabungan keduanya, bermuara pada sintesis yang dikenal dengan historiografi. 11 C. Historiografi di Indonesia 1. Historiografi Tradisional Tradisi sejarah masyarakat Indonesia berkembang pada masa aksara, yaitu masa ketika masyarakat Indonesia sudah mengenal tulisan. Pada masa ini, tradisi direkam melalui tulisan yang disebut naskah. Naskah inilah yang menjadi sarana untuk mewariskan kisah-kisah masa lalu kepada generasi berikutnya. Di Indonesia, naskah-naskah tersebar di berbagai daerah. Pada umumnya, bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah asal naskah tersebut; Sunda, Jawa, Bugis, Melayu, Aceh, dan Minang. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki kesadaran sejarah yang sangat tinggi. Dalam periodisasi sejarah di Indonesia, historiografi tradisional dimulai pada masa Hindu Buddha. Sebutan tradisional tersebut berdasar pada tahun ketika naskah itu ditulis, tempat penulisan naskah, dan bentuk cerita yang dikisahkan dalam naskah. Pada masa ini, dikenal beberapa jenis historiografi tradisional, antara lain prasasti, babad, dan hikayat. Tiga jenis historiografi ini tampil sebagai ekspresi budaya dan bentuk keprihatinan sosial masyarakat atau kelompok sosialnya. Bahasa, adat istiadat, dan khasanah nilai-nilai budaya adalah beberapa faktor yang sangat mempengaruhi penulisan naskah-naskah, tulisan-tulisan, dan manuskrip-manuskrip. Tarunasena, 200959 Karena dipengaruhi sistem kepercayaan masyarakatnya, historiografi tradisional sarat dengan unsur-unsur mistis masyarakat setempat. Unsur-unsur ini tampil dalam figur tokoh-tokoh cerita tertentu. Kisah-kisah tersebut bersumber pada kepercayaan akan kekuatan yang menjadi pangkal seluruh semesta. 12 Fakta-fakta sejarah belum diberi tempat dalam historiografi tradisional. Salah satu fungsi menempatkan unsur mistis dalam historiografi tradisional adalah untuk memberi bentuk legitimasi dan kesan mistis dalam narasi tokoh historis. Hal ini dapat ditemui dalam kisah silsilah raja-raja. Selain memberi kesan mistis, dengan menempatkan raja sebagai keturunan dari dewa tertentu, penulisan tokoh tersebut hendak menegaskan bentuk legitimasi kekuasaan yang diterimanya dari para dewa. Tarunasena, 200960 Berdasarkan ciri-cirinya, historiografi tradisional di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu historiografi masa Hindu-Buddha dan historiografi masa Islam. Keduanya dijelaskan sebagai berikut a. Historiografi Masa Hindu-Buddha Pada masa ini, historiografi tradisional berkembang bersamaan dengan tradisi tulisan. Di berbagai tempat di Indonesia, periode masa ini dibuktikan dengan penemuan prasasti-prasasti yang ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Prasasti inilah yang merekam kejadian penting, menegaskan legitimasi kerajaan, dan menunjukkan kuatnya pengaruh budaya India. Secara umum, historiografi tradisional pada masa Hindu-Buddha dapat ditemukan dalam karya-karya terjemahan naskah-naskah dari India. Karya-karya yang dihasilkan bersifat religiomagis. Artinya, karya-karya tersebut memuat kepercayaan yang meyakini adanya kekuatan di atas manusia dan adanya kekuatan gaib yang menguasai alam sekitar. 13 Isi karya historiografi tradisional pun bersifat istanasentris. Hal ini tampil dalam gambaran bahwa istana adalah tempat yang sakral dan memiliki pengaruh. Hal ini dapat ditemui dalam kisah-kisah yang berkembang di berbagai daerah. Di Jawa Barat misalnya, silsilah para Bupati selalu dihubungkan dengan tokoh mitos, yaitu Prabu Siliwangi. Silsilah tersebut dibuat dengan tujuan agar dapat memberikan dasar legitimasi bagi raja atau penguasa bahwa dia adalah keturunan tokoh yang sakral atau berpengaruh. Tarunasena, 200963 Ciri-ciri di atas menunjukkan bahwa ekspresi budaya dan religiositas masih berada pada taraf yang sangat sederhana. Karya-karya sejarah yang dihasilkan berusaha menjelaskan dan memperkokoh nilai-nilai, tatanan, dan norma-norma sosial budaya yang dihidupi sehari-hari. Untuk itu, unsur kekuasaan adikodrati yang ditemui di sekitarnya tidak dapat dilepaskan dari naskah-naskah yang dihasilkan. Hal ini pun dapat ditemui dalam karya-karya pujangga keraton yang hidup di lingkungan istana. Tulisan-tulisan yang dihasilkan berhubungan erat dengan konsep bahwa raja adalah titisan dewa yang harus ditempatkan lebih tinggi daripada masyarakat pada umumnya. Dengan demikian, keberadaan prasasti, babad, kronik menunjukkan legitimasi raja, menandakan peristiwa penting, dan memuji kebesaran raja. Namun, masih dapat ditemukan bahwa kisah-kisah tersebut masih berdekatan dengan unsur mitos dan cerita takhayul. Karya-karya historiografi tradisional tidak hanya berisi tentang kisah sejarah. Beberapa karya historiografi tradisional tersebut sangat kaya dengan ajaran agama, hukum, adat-istiadat, filsafat politik, sastra, dan doa. Namun, sesuai 14 konteks diskursus ini, karya historiografi tradisional adalah naskah yang berisi cerita sejarah. Ciri-ciri karya historiografi tradisional ini masih dipengaruhi nilai mistis dan tidak mengikuti kaidah logis serta akademis. Contoh-contoh karya historiografi tradisional pada masa ini adalah Pararaton, Negarakertagama, Mahabarata, dan Ramayana. Rahata. dkk, 2016107 b. Historiografi Masa Islam Historiografi pada masa ini berkembang seiring berkembangnya pengaruh kebudayaan Arab di Indonesia. Perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia mendorong karya historiografi tradisional ditulis dengan ciri-ciri yang berbeda dari historiografi pada masa Hindu-Buddha. Meski masih mengandung unsur mitos, karya historiografi masa Islam sudah menonjolkan kisah seseorang yang mendapat wahyu sebagai legitimasi keterpilihannya sebagai raja. Pada masa ini, sudah dikenal unsur kronologi pada kisah-kisah asal-usul raja atau latar belakang berdirinya sebuah kerajaan. Untuk itu, karya-karya historiografi pada masa ini sangat berdekatan dengan proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Pulau Jawa. Dengan demikian, karya-karya tersebut sarat dengan kisah yang menuturkan lingkungan etnis tertentu etnosentris. Rahata. dkk, 2016108 Perkembangan historiografi tradisional pada masa ini pun masih bersifat istanasentris. Namun, legitimasi kekuasaan raja diganti dengan konsep kalifatullah, yaitu raja sebagai wakil Tuhan di dunia. Hal ini menunjukkan adanya pengamalan ajaran agama yang dilakukan oleh para pemimpin pada masa Islam. 15 Kisah-kisah tersebut pun masih memuat unsur-unsur mitos dan legenda yang digunakan secara simbolis untuk memberi legitimasi kepada raja dan keturunannya yang berkuasa. Contoh karya historiografi tradisional pada masa ini adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Aceh, Babad Tanah Jawi, Babad Demak, dan Babad Giyanti. Historiografi tradisional menampilkan budaya masyarakat setempat. Dari karya ini, dikenallah silsilah yang ditulis runtut dan kronologis. Untuk itu, tekanan ditempatkan pada struktur, bukan proses. Dalam konteks inilah, dapat dipahami pentingnya legitimasi raja dan peristiwa yang dianggap penting pada periode kekuasaan raja tertentu. Historiografi tradisional pun masih sangat subjektif. Setiap karya yang dihasilkan menonjolkan sifat istanasentris, kehidupan raja dan bangsawan. Dengan demikian, karya historiografi tradisional sangat terbatas, terutama karena tidak memberi tempat pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya. Historiografi tradisional ini pun tidak melandasi penulisannya dengan metodologi penulisan yang jelas. Unsur mitos dan realitas bercampur aduk dalam penulisan karya historiografi tradisional. Dengan kata lain, jika harus ditelusuri kembali, sumber-sumber data penulisannya mustahil untuk dibuktikan. Rahata. dkk, 2016109-111 2. Historiografi Kolonial Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang dilakukan oleh seorang sejarawan yang tinggal di daerah koloni atau jajahan. Kepentingan penulisan 16 sejarah yang dilakukan tentu saja tidak terlepas dari kepentingan penguasa kolonial yang berusaha untuk melegitimasi kekuasaannya di daerah koloni. Dalam konteks Indonesia, historiografi kolonial berarti tulisan sejarah karya sejarawan yang dilakukan pada masa pemerintahan kolonial. Karakteristik historiografi kolonial sarat dengan penulisan yang subjektif. Di Indonesia, fokus kajian sejarawan lebih banyak mencatat aktivitas para pegawai Belanda dan kegiatan gubernur jenderal. Dengan demikian, sumber-sumber lokal seperti babad, hikayat, kronik, atau tradisi lisan seringkali diabaikan. Penulisan historiografi kolonial pun sering bersifat diskriminatif. Demi mendapat keuntungan psikologis, ekonomis, dan politis, penulisan historiografi tidak sesuai dengan fakta-fakta historis. Bahkan, sejarawan pun menggunakan unsur mitos dalam tulisannya untuk menegaskan bahwa wilayah Indonesia adalah daerah kekuasaan Belanda. Sejarawan kolonial menciptakan mitos bahwa bangsa Belanda adalah tuan atas wilayah Indonesia. Sudut pandang yang tidak berimbang inilah yang membuat historiografi kolonial ditulis berdasarkan unsur kepentingan. Kehidupan bangsa Indonesia adalah fokus sekunder yang tidak perlu diberi tempat penting. Untuk itu, historiografi kolonial bersifat eropasentrisme dan neerlandosentrisme. Artinya, sejarah Indonesia ditulis berdasarkan sudut pandang dan kepentingan orang-orang Belanda Eropa yang saat itu sedang berkuasa menjajah di Indonesia. Dalam historiografi kolonial, aktivitas orang Belanda, pemerintahan kolonial, dan kegiatan para pegawai kolonial yang menjalankan tugasnya di Indonesia menjadi fokus utama kajian sejarah. Dengan kata lain, historiografi kolonial menganggap 17 keberadaan orang-orang Indonesia tidak terlalu penting dan tidak memiliki pengaruh. Rahata. dkk, 2016113 Perkembangan historiografi kolonial di Indonesia berkembang dengan pesat. Setelah perkembangan VOC pada pemerintahan Hindia Belanda, penulisan historiografi kolonial dilanjutkan oleh pemerintah Inggris pada 1811. Historiografi kolonial yang dikenal pada masa ini adalah History of Java karya Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles. Tokoh yang mempengaruhi perkembangan historiografi kolonial adalah Leopold von Ranke. Ranke berpendapat bahwa sejarah dunia adalah sejarah dari Barat. Sejarah bangsa lain akan dibahas jika memiliki keterkaitan dengan bangsa Eropa. Dalam Geschiedenis van Nederlandsche-Indie Sejarah Hindia Belanda karya Stapel, seorang penulis Belanda bernama van Leur mengkritik penulisan historiografi kolonial dengan menegaskan “Jangan melihat kehidupan masyarakat dari atas geladak kapal saja”. Kritik ini mengingatkan para penulis atau sejarawan kolonial agar dalam menulis sejarah tidak hanya dari sudut penguasa. Rahata. dkk, 2016114 Beberapa contoh historiografi kolonial dari masa VOC sampai berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia adalah Beknopt Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie karya Eijkman dan Stapel, Oud en Niew Oost-Indie karya Francois Valentijn, Indische Geschiedenis karya J. Haan dan H. Uljee, Nederland in de Oost karya Treb, Geschiedenis van Indonesie karya de Graaf, Geschiedenis van Java karya W. Fruin Mees dan Rijklofs van Goens, 18 History of Java karya Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, dan Max Havelaar karya Douwes Dekker. Rahata. dkk, 2016116-117 Meskipun tidak berimbang, historiografi kolonial tetap memuat fakta-fakta sejarah yang dapat digunakan sebagai sumber primer. Namun, karena subjektivitas penulisan yang cukup tinggi, sejarawan kolonial mengesampingkan sumber-sumber lokal seperti syair-syair, hikayat, babad, dan kronik yang telah ada di lingkungan masyarakat. Alhasil, karya historiografi kolonial memiliki kekurangan data kualitatif dari sumber lokal. Kekurangan tersebut dapat dibaca pada buku tentang sejarah kolonial yang menuliskan hal-hal yang kaku dan dibuat-buat. Hanya sedikit karya historiografi yang membahas tentang aktivitas rakyat pribumi. Sebaliknya, karya historiografi kolonial banyak memberi tempat pada aktivitas para pejabat dan pegawai pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan demikian, kurangnya data kualitatif dari sumber lokal bersumber pada pola pikir sejarawan kolonial yang menganggap tulisan pribumi terlalu rendah sehingga ia tidak berusaha meneliti sumber tersebut dengan jeli. Rahata. dkk, 2016116 Seiring perkembangan teknologi mesin cetak, penulisan karya historiografi kolonial dipermudah dengan biaya yang lebih murah. Penyebaran karya historiografi kolonial yang dihasilkan pun dapat lebih meluas. Hingga saat ini, sumber-sumber kolonial inilah yang disimpan dengan rapi di Belanda dalam jumlah yang cukup banyak. Namun, harus diakui bahwa akses atas sumber-sumber kolonial tersebut masih terbatas. 19 3. Historiografi Modern Historiografi modern lahir sebagai tanggapan atas historiografi kolonial. Karya-karya yang dihasilkan menjadi upaya melepaskan diri dari kolonialisme dalam penulisan sejarah. Sebagai babak baru dalam perkembangan historiografi, nasionalisme diberi tempat tersendiri. Hal ini menjadi bentuk perlawanan terhadap penjajahan. Berbeda dengan historiografi tradisional, historiografi modern bersifat indonesiasentris. Sudut pandang dan kepentingan bangsa dipakai sebagai tolok ukur dalam penulisan sejarah di Indonesia. Dengan demikian, karya historiografi yang tidak menempatkan kehidupan orang-orang Indonesia sebagai subjek utama, dikesampingkan. Alasannya, karya-karya tersebut berpotensi merugikan proses pembangunan, terutama dalam mengembangkan sikap nasionalisme. Untuk itulah, historiografi modern tidak terbatas pada penulisan sejarah orang-orang besar, tetapi sudah memberi tempat pada peran para petani dan kondisi sosial ekonomi rakyat kecil. Tarunasena, 200967 Historiografi ini pun bersifat metodologis. Kaidah-kaidah penulisan ilmiah dalam ilmu sejarah digunakan secara ketat. Jika historiografi tradisional tidak terlalu mementingkan fakta, historiografi modern sangat mementingkan fakta dengan pendekatan multidimensional. Dengan pendekatan ini, sumber kolonial dan lokal digunakan oleh sejarawan. Perbandingan keduanya dipakai oleh sejarawan agar validitas dan kredibilitas fakta yang ditemukan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, substansi dan isi karya historiografi modern dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 20 Historiografi modern pun berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh intelektual nasional yang berusaha memikirkan nasib bangsanya dengan menuangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Pasca kemerdekaan Indonesia, penulisan historiografi modern bermanfaat untuk menunjukkan legitimasi pemerintahan Indonesia yang berdaulat. Para sejarawan menuliskan peristiwa besar yang bersifat nasionalis dan mengobarkan semangat kebangsaan untuk menunjukkan eksistensi bangsa. Beberapa contoh historiografi modern adalah Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, Autobiografi Soekarno karya Cindy Adams, Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson, Islam dan Masyarakat karya Taufik Abdullah, dan Sukarno, Tentara, PKI karya Rosihan Anwar. Rahata. dkk, 2016122-123 Historiografi modern tidak lagi memberi tempat pada religiomagis dan etnosentris berpusat pada etnis/daerah tertentu. Pendekatan ilmiah dan kebangsaan diberi tempat penting sehingga sudut pandang historiografi modern menjadi indonesiasentris. Dengan demikian, penulis tidak lagi terjebak dalam subjektivitas karena telah menggunakan metode penulisan yang kritis, struktural, analitis, sekaligus menggunakan pendekatan multidimensional. Prinsip indonesiasentris dalam historiografi modern tentu saja berdampak pada pemahaman sejarah yang cenderung tidak cocok dengan zaman tertentu. Banyak fakta sejarah, sosial, budaya pada masa kolonial tidak ditulis karena dianggap bukan bagian dari sejarah Indonesia. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pada awal perkembangannya, historiografi modern cenderung menjauh 21 dari sejarah objektif. Kecenderungan ini muncul karena nasionalisme yang ditonjolkan dalam historiografi terlalu berlebihan tanpa mengutamakan penelitian yang detail dan akurat. Ketidakobjektifan historiografi indonesiasentris ini tercermin dalam karya generasi awal sejarawan Indonesia pascakemerdekaan. Dalam karyanya Enam Ribu Tahun Sang Merah Putih, Yamin mencoba meyakinkan bangsa Indonesia bahwa sejarah bendera nasional Indonesia, Merah Putih, telah digunakan sejak enam ribu tahun yang lalu. Dasar penafsiran ini adalah penemuan warna pada masyarakat Indonesia masa praaksara. Selain itu, kebiasaan tradisional bubur merah dan putih menjadi dasar untuk menjelaskan kesakralan arti simbol warna merah putih. Rahata. dkk, 2016122 22 BAB III PENUTUP A. Simpulan Perbedaan penelitian sejarah dengan ilmu-ilmu lain adalah masalah sumber penelitian. Ilmu sejarah adalah ilmu empiris. Artinya, sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman ini terekam pada dokumen atau sumber sejarah. Peristiwa sejarah hanya terjadi sekali dan tidak terulang. Untuk itu, historiografi memerlukan teknik tersendiri dalam penelitian agar dapat menghasilkan karya yang baik. Sumber utama penelitian sejarah adalah dokumen sejarah. Dokumen-dokumen inilah yang menjadi obyek utama para peneliti dalam merekonstruksi fakta-fakta sejarah. Setelah fakta-fakta sejarah dipahami secara menyeluruh, para peneliti sejarah harus melakukan interpretasi untuk menentukan makna dan arti yang saling berhungan dari fakta-fakta yang diperoleh. Hasilnya adalah sintesis yang harmonis dan logis. Akhirnya, para peneliti sejarah menyajikan hasil penelitian dalam bentuk historiografi atau penulisan sejarah yang runtut, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. B. Saran Dalam dua dasawarsa terakhir, perkembangan ilmu sosial di Indonesia sangat pesat, termasuk di dalamnya ilmu sejarah. Dari sudut pandang kesenjangan 23 antargenerasi, generasi sekarang sangat memahami Zeitgeist jiwa zaman seluruh gejolak dan keresahan yang terjadi saat ini. Untuk itu, keunggulan para sejarawan generasi ini adalah sejarawan sekaligus generasi milenial. Masa depan historiografi Indonesia berada di tangan para sejarawan milenial. Banyak di antara para sejarawan muda tersebut dididik dalam tradisi akademik Eropa dan Amerika. Hal ini memungkinkan pendekatan, metodologi dan tema yang sangat beragam. Situasi inilah yang diharapkan mendorong historiografi Indonesia semakin mandiri dan tidak bergantung kepada “mazhab-mazhab” tertentu dalam ilmu sejarah. Tentu saja, sikap kritis tetap harus diberi tempat dalam perkembangan disiplin ilmu sejarah. 24 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Taufik. 2006. Historiografi dalam Denyut Sejarah Bangsa’ disampaikan dalam Ceramah Ilmiah Historiografi Indonesia dalam Perspektif Sejarah di Teater Salihara, Selasa, 26 Januari 2016, diakses dari pada Senin, 22 Oktober 2018 Ahsan, Ivan Aulia. 2017. Historiografi Indonesia di Tangah Sejarawan Milenial. Diakses dari pada Senin, 22 Oktober 2018 Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta Penerbit Bentang Budaya Rahata, Ringo, dkk. 2016. Sejarah Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Klaten Intan Pariwara Subekti, Slamet. 2010. Tinjauan Kritis terhadap Kecenderungan Historiografi Indonesia Masa Kini. Diakses dari publications/5045-ID-tinjauan-kritis-terhadap-kecenderungan-h pada Senin, 22 Oktober 2018 Sjamsuddin, Helius. 2016. Metodologi Sejarah. Yogyakarta Penerbit Ombak Tarunasena, M. 2009. Sejarah SMA/MA untuk Kelas X. Jakarta Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional ResearchGate has not been able to resolve any citations for this dalam Denyut Sejarah Bangsa' disampaikan dalam Ceramah Ilmiah Historiografi Indonesia dalam Perspektif Sejarah di Teater Salihara, Selasa, 26 JanuariTaufik AbdullahAbdullah, Taufik. 2006. 'Historiografi dalam Denyut Sejarah Bangsa' disampaikan dalam Ceramah Ilmiah Historiografi Indonesia dalam Perspektif Sejarah di Teater Salihara, Selasa, 26 Januari 2016, diakses dari pada Senin, 22 Oktober 2018Historiografi Indonesia di Tangah Sejarawan MilenialIvan AhsanAuliaAhsan, Ivan Aulia. 2017. Historiografi Indonesia di Tangah Sejarawan Milenial. Diakses dari pada Senin, 22 Oktober 2018
MjCVh. xigo1021w6.pages.dev/981xigo1021w6.pages.dev/868xigo1021w6.pages.dev/801xigo1021w6.pages.dev/818xigo1021w6.pages.dev/60xigo1021w6.pages.dev/383xigo1021w6.pages.dev/452xigo1021w6.pages.dev/829xigo1021w6.pages.dev/754xigo1021w6.pages.dev/111xigo1021w6.pages.dev/320xigo1021w6.pages.dev/596xigo1021w6.pages.dev/656xigo1021w6.pages.dev/821xigo1021w6.pages.dev/303
apa yang dimaksud dengan historiografi kritis jelaskan